Klasifikasi ilmiah
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Orchidales
Famili: Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan)
Genus: Paphiopedilum
Spesies: Paphiopedilum glaucophyllum
Sinonim
Cordula glaucophylla Rolfe 1912; Cypripedium glaucophyllum Mast. 1903; Paphiopedilum glaucophyllum f. flavoviride Braem 2001; Paphiopedilum moquetteanum f. flavoviride (Braem) Braem & Chiron 2003; Paphiopedilum victoria-regina subsp. glaucophyllum (J.J.Sm.) M.W.Wood 1976
Kerabat Dekat
Anggrek Kasut Kumis, Anggrek Kasut Pita
Anggrek selop merupakan salah satu anggota genus Paphiopedilum yang banyak tumbuh di Asia Tenggara. Anggrek selop yang disebut juga anggrek kasut berbulu dalam bahasa Inggris dikenal sebagai The Shiney Green Leaf Paphiopedilum dan Tropical Ladys-Slipper. Nama genus Paphiopedilum berasal dari bahaya Yunani ‘Paphos’ (kota suci bagi Aphrodite) dan ‘pedilon‘ (sepatu). Sedangkan glaucophyllum berasal dari bahasa latin ‘glaucus’ yang mencerminkan bagian bibir berwarna ungu hijau dan “phyllus” menggambarkan helai kelopak punggung yang berwarna hijau biru keputihan.
Habitat
Anggrek Selop (Paphiopedilum glaucophyllum) merupakan salah satu spesies anggrek yang termasuk tanaman endemik Jawa Timur, Indonesia. Habitat alami Anggrek Selop berada di kawasan selatan lereng Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timudan menjadi salah satu tanaman koleksi di Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur.
Keindahan dan keunikan spesies anggrek ini mengakibatkan perburuan yang tidak terkendali sehingga menjadikannya semakin langka di habitat aslinya. anggrek endemik ini didaftar dalam Appendix I, yaitu spesies tumbuhan dan satwa liar yang terancam sehingga dilarang dari segala bentuk perdagangan internasional.
Ciri - ciri Fisik
• Bunga. Bagian bunga anggrek ini dapat dibedakan atas 4 helai kelopak yang terbagi atas 2 helai kelopak utama dan 2 helai kelopak samping, serta 1 labellum. bentuk bibir yang menyerupai kantung semar atau sepatu wanita (selop) ini yang menjadi ciri khasnya. Ukuran bunga Anggrek Selop ini adalah 7,5 cm dengan rincian kelopak punggung berukuran 3 cm, kelopak samping berukuran 5 cm, dan labellum berukuran 4,5 cm
• Daun. memiliki daun berwarna hijau tua, berbentuk pita dengan ujung membulat dengan panjang antara 20-80 cm dan lebar antara 5-12 cm.
• Batang. Anggrek selop termasuk golongan Monopodial, Anggrek ini hanya memiliki satu batang dan satu titik tumbuh saja. Bunganya tumbuh dari ujung batang. Anggrek ini dapat diperbanyak dengan stek batang dan biji. Batang Anggrek Selop dapat mencapai ukuran tinggi 45 cm.
• Akar. Anggrek selop merupakan Anggrek Litofit, yaitu Anggrek yang tumbuh pada batu-batuan atau tanah berbatu, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh. Anggek ini mengambil makanan dari hujan, udara, humus
• Habitat. Di habitat aslinya, Anggrek Selop tumbuh pada daerah dengan ketinggian 450-770 m dpl dengan area tumbuh di atas tanah dan karang pada sisi bukit yang curam.
• Perkembang Biakan. Dilakukan dengan teknik penyilangan, Penyilangan P. Glaucophyllum dilakukan antar bunga dari individu yang berbeda agar dapat membentuk buah dengan biji-bijinya. Dalam hal ini polinia dari individu 1 ditempelkan pada stigma (tepatnya bagian belakang tugu) dari individu 2 dan sebaliknya. Setelah penyilangan, biasanya bibir bunga P. Glaucophyllum dirusak agar tidak mengundang serangga untuk hinggap karena datangnya serangga akan mengganggu keberhasilan penyilangan tersebut.
Anggrek ini dikategorikan sebagai tanaman yang dilindungi berdasarkan Peraturan pemerintah Nomor 7 tahun 1999. Sehingga tumbuhan berfamili Orchidaceae ini tidak diperbolehkan diperjualbelikan kecuali untuk generasi ketiga. Generasi ketiga adalah tumbuhan hasil penangkaran yang telah mendapatkan izin dari pihak yang berwenang, biasanya BKSD.